Senin, 22 Juni 2020

MEMILIH KATA DALAM MENULIS KARYA SASTRA

A. Keselarasan Pilihan Kata
Masalah ke-2 dalam pemberdayaan beberapa kata ialah kecocokan atau keselarasan. Ketidaksamaan di antara ketepatan serta kecocokan pertama kali meliputi masalah kata mana yang akan dipakai dalam peluang spesifik, meskipun terkadang masih ada ketidaksamaan penambahan berbentuk ketidaksamaan tata bahasa, skema kalimat, panjang atau kompleksnya satu alinea, serta beberapa sisi lainnya.

Dengan singkat ketidaksamaan di antara masalah ketepatan serta keselarasan ialah: dalam masalah ketepatan kita menanyakan apa diksi yang digunakan telah setepat-tepatnya, hingga tidak memunculkan interpretasi yang berbeda di antara pembicara serta pendengar, atau di antara penulis serta pembaca sedang dalam masalah kecocokan akan keselarasan kita mempermasalahkan apa diksi serta style bahasa yang dipakai tidak menghancurkan situasi atau menyentuh perasaan orang yang ada.

B. Ketentuan-Syarat Keselarasan Pilihan kata
Bahasa mana juga di dunia ini tetap alami perkembangan serta perubahan serta sekian waktu. Tingkat perkembangan yang dirasakan setiap bahasa bergantung serta berbagai macam fàktor: keperluan untuk menghisap tehnologi baru yang belum dipunyai, tingkat contact dengan bangsa-bangsa lain di dunia, kekayaan budaya asli yang dipunyai penutur bahasanya, serta beberapa macam unsur lainnya.

Di samping beberapa unsur bahasa yang dikendalikan serta diketahui oleh semua anggota warga bahasa, ada pula faktor bahasa yang terbatas penuturnya, meskipun mereka ada di warga bahasa yang sama. Beberapa unsur seperti itu diketahui dengan berbagai jenis nama: bahasa slang, slogan, bahasa wilayah atau faktor wilayah, dan lain-lain. Beberapa memilih kata yang termasuk juga dalam barisan ini harus dipakai dengan cara berhati-hati supaya tidak menghancurkan situasi. Jika satu keadaan yang resmi mendadak dimasuki oleh beberapa kata yang berbentuk kedaerahan, karena itu situasi yang resmi barusan akan terusik.

Karenanya ada banyak hal yang perlu untuk diketahui tiap penulis atau pembicara, supaya beberapa kata yang dipakai tidak mengganggu situasi, serta tidak memunculkan kemelut di antara penulis atau pembicara dengan beberapa hadirin atau beberapa pembaca. Kriteria itu ialah:

Jauhilah sejauh kemungkinan bahasa atau faktor substandar pada suatu keadaan yang resmi.
Pakailah beberapa kata ilmiah pada kondisi yang spesial saja. Pada kondisi yang konvensional sebaiknya penulis serta pembicara meinpergunakan beberapa kata terkenal.
Jauhilah slogan dalam tulisan untuk pembaca konvensional.
Penulis atau pembicara sejauh kemungkinan hindari penggunaan beberapa kata slang.
Dalam tulisan jangan menggunakan kata pembicaraan.
Jauhilah ungkapan-ungkapan kedaluwarsa (idiom yang mati).
Jauhi beberapa kata atau bahasa yang artifisial.
C. Bahasa Standard serta Substandar
Bahasa standard ialah seperti aksen kelas serta bisa dibatasi merupakan papar serta mereka yang mengenyam kehidupan ekonomis atau menempati posisi sosial yang cukup pada suatu warga. Dengan cara kasar kelas ini dipandang merupakan kelas berpendidikan. Kelas ini mencakup pejabat-pejabat pemerintah, ahli-ahli bahasa, ahli-ahli hukum, dokter, pedagang, guru, penulis, penerbit, seniman, insinyur, dan semua pakar yang lain, bersama-sama keluarganya.

Bahasa nonstandar ialah bahasa serta mereka yang tidak memperoieh posisi atau pendidikan yang tinggi. Ke dasarnya, bahasa ini digunakan untuk pertemanan biasa, tidak digunakan dalam tulisan-tulisan. Terkadang faktor nonstandar dipakai oleh golongan berpendidikan dalam bersenda-gurau, berhumor, atau untuk mengatakan sarkasme atau mengatakan beberapa ciri kedaerahan. Bahasa nonstandar dapat berlaku untuk satu daerah yang luas dalam daerah bahasa standard barusan. Oleh karenanya, bahasa nonstandar itu disebutkan bahasa substandar. Ada pula bahasa nonstandar yang digunakan cuma oleh rakyat jelata, dengan cara spesial oleh beberapa orang buta huruf. Bahasa ini disebutkan bahasa vulger (serta kata vulgus = rakyat jelata). Sebaiknya dijauhi asumsi jika bahasa vulgar atau bahasa nonstandar itu ialah bahasa yang tidak pantas atau bahasa kasar.

Bahasa standard semakin gesturf serta bahasa nonstandar. Bahasa nonstandar umumnya cukup untuk dipakai dalam kebutuhan-kebutuhan konvensional. Beberapa katanya terbatas, hingga sulit digunakan dalam menerangkan beberapa jenis ide yang kompleks. Penampikan bahasa nonstandar dalam pertemanan konvensional hanya berbentuk sosial. Dalam masalah linguistik tidak ada bahasa yang semakin tinggi tingkatnya serta bahasa lainnya. Pemakaian ungkapan-ungkapan atau beberapa unsur yang nonstandar akan meneerminkan jika latar sosial-ekonomis sang pengguna masih terbelakang atau masih rendah. Itu penyebabnya, beberapa orang yang berpendidikan enggan menggunakan beberapa unsur barusan.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : MEMILIH KATA DALAM MENULIS KARYA SASTRA